Semalam (17 February 2019), usai menyaksikan debat Pilpres 2019 ke-2 di salah satu saluran TV Swasta Nasional, saya iseng mencari
referensi arti secara umum beberapa pengertian dari kata ‘Unicorn’ tersebut.
Tanpa bermaksud membuat tulisan yang sifatnya berpretensi memihak ke salah satu
paslon malam ini, beberapa pertanyaan mengenai Unicorn itu sendiri menjadi salah satu benang merah
jualan debat malam ini, mempertegas istilah ikonik baru mengenai pentingnya sebuah perubahan industri di era digital
dalam menghadapi revolusi industry 4.0 di masa mendatang.
Menurut beberapa referensi
dari situs pencari, revolusi industry 4.0 ini sebenarnya lebih kepada sebuah istilah dari
Hannover Fair, yakni sebuah proyek teknologi canggih pemerintah Jerman yang
didengungkan kembali di tahun 2011 dengan wacana industry pabrik cerdas dan dengan dukungan
teknologi empat prinsip rancangan komputerisasi internet untuk pola kerja di segala
hal serta bisa bekerjasama satu dengan yang lain secara bersamaan.
Terus, hubungan Industry 4.0 dengan Unicorn itu apa?
Pengertian yang paling
mendekati untuk menghubungkan industry 4.0 dan Unicorn itu sendiri lebih kepada bahwa Unicorn adalah sebuah startup atau perusahaan perintis yang
memiliki valuasi diatas USD 1 Miliar atau setara Rp. 13,8 Triliun.
Di Indonesia sendiri, dalam
kurun waktu terakhir setidaknya sudah ada empat perusahaan yang sudah
berkategori Unicorn yaitu Buka lapak, situs pusat perbelanjaan daring atau
online marketplace. Kemudian menyusul aplikasi Gojek atau transportasi daring.
Kemudian ada Tokopedia sebagai penyedia situs e-commerce atau jual beli online dengan
perantara tokopedia. Terakhir adalah Traveloka yang merupakan penyedia jasa
layanan tiket pesawat dan hotel secara
daring dengan fokus perjalanan domestik di Indonesia.
Jauh sebelum istilah Unicorn ini
menjadi trend, sebenarnya sudah ada beberapa istilah familiar lainnya seperti Uni Eropa
disingkat UE, Uni Emirat Arab atau UEA, dll yang merujuk ke pengertian sebuah
organisasi yang beranggotakan Negara Negara Eropa atau Jazirah Arab.
Ada juga istilah Uni Personal.
Ini lebih ke berupa gabungan antara dua negara atau lebih karena memilik raja
yang sama namun berbatasan sistem hukum dan kepentingan.
Masih tentang kata berawalan Uni. Merujuk
kepada arti kata, terkadang kata Uni tersebut memiliki beberapa kesamaan
tulisan namun berbeda makna, tergantung kalimat apa yang mengikuti atau susunan
kata yang menggandeng sebelum dan sesudahnya. Jika lafaznya sama, disebut Homograf, jika ejaannya serupa, maka disebut Homonim. Pengertian Unicorn
secara fiksi sendiri lebih ke berupa semacam mahluk mitologi berwujud seekor kuda betina, dengan ciri tanduk
di dahi. Sebuah karakter yang dapat ditemui dalam komik anak dan cerita fiksi.
Adapun kata Unicorn versi saya maksud disini adalah Unicorn yang jika di spelling, terdiri dari kumpulan dua kata, yang berasal dari Bahasa
Inggris dan jika di arti penggalkan secara terpisah kira kita bermakna ‘Uni yaitu beberapa
dan Corn yang berarti Jagung’. Its Simple.
Tanpa
bermaksud mengubah arti kaidah linguistic dan ijin restu para Ahli di bidangnya,
saya mencoba untuk menyederhanakan secara pendekatan subjektif bahwa Unicorn
itu sebenarnya bisa juga diartikan lebih kepada ‘kumpulan biji biji buah
jagung’ yang jika diolah, dapat menjadi
sebuah kudapan khas lokal dengan cita rasa tinggi untuk dijadikan sebagai
makanan pokok alternatif pengganti selain beras. Makanan pengganti itu bernama
Bubur Jagung Bassang.
BERKELANA BASSANG-
Sampai
sekarang saya belum tau siapa yang kali pertama mencetus ide tuk meracik menu
Bassang ini. Belum ada literatur yang menyebutnya. Seandainya penemu resep
Bassang itu masuk dalam squad inti Tim Marvel Comics misalnya, tentu iw sudah
menjadi legenda laiknya mendiang Sir Stan Lee, creator Marvel tokok beberapa
karakter Hulk spiderman, tokoh heroes fiksi anak sepanjang masa. Ia berhak
menyandang predikat sebagai tokoh penemu sarapan murah nan bergizi dikala pagi,
menyelamatkan banyak kantong cekak karyawan garis depan, agar tetap bisa
bertahan hidup hingga akhir bulan :)
Bassang
adalah satu dari beberapa makanan traditional masyarakat Sulawesi selatan
berupa makanan bubur yang terbuat dari bulir jagung pulun /ketan berwarna putih
yang telah direbus kurang lebih sekitar empat sampai lima jam dan kemudian
dicampurkan penambah rasa seperti santan, tepung, serta terakhir adalah gula
sebagai pemanis yang ditaburkan saat siap disajikan. Rasanya akan lebih nikmat
kala disuguhkan panas -panas alias fresh from the oven dalam porsi satu wadah
mangkok kecil.
Konon, bagi
pelancong di jazirah Sulawesi Selatan jaman dahulu saat bentang
topografinya belum berpisah secara administratif dengan propinsi Sulawesi
Barat, kemasyuran nama bubur bassang ini telah melanglang jauh, dan membantu
para pelancong jaman dahulu tuk menuntaskan perjalanan jauh, penambah tenaga
dan asupan gizi di masanya.
Nenek moyang
bibit jagung pulun ini sebenarnya berasal dari Tiongkok. Di sebabkan karena pada
saat itu, tanaman jagung sebagai sumber karbo banyak dan mudah ditemukan serta
di olah hingga akhirnya tanaman jagung pun sampai sekarang terus dikembangkan
menjadi makanan pengganti pokok alternatif selain nasi dan sagu. Di tahun
90-an, juga, beberapa gerobak penjual bassang di kota makassar dapat mudah
dijumpai di pinggir pinggir jalan. Para pedagang Bassang ini menyasar
pelanggannya di waktu pagi sebagaimana waktu ini adalah waktu yang sekali lagi
konon katanya adalah waktu terbaik untuk menikmati suguhan bubur jagung.
Bassang
tetaplah Bassang. Ia tak ambil pusing dengan atribut yang di sandangnya tersebut.
Sampai sekarang pun masih simpang siur kenapa bubur ini dinamakan Bassang. Yang
pasti, menurut akun gosip lambe turah, namanya bukanlah diambil dari nama gelar
panggilan kehormatan umum bahasa Jepang dengan imbuhan 'San'. Bukan juga dari
kesalahan penulisan typo versi makassar alias
okkot, penyebutan huruf N ditambahkan G.
Konon,
beberapa pendahulu pernah menyebut, Bassang berasal dari kata ‘bussang” dalam
Bahasa Makassar yang berarti berkeringat. Mungkin karena bubur jagung saat
telah dimasak itu mengeluarkan bulir air seperti keringat. Ada juga yang
menyebut kata bassang berarti Makassar ‘Bassoro:- yang artinya kenyang.
Meskipun
termasuk dalam rumpun bubur, Bassang justru non identik Wujudnya menyerupai
kembar fraternal dengan teman sepantarannya yang lain seperti bubur ayam dan
kacang ijo. Ia tetap setia dengan cita rasanya sendiri meski beberapa orang
sudah men-permaknya dengan menambahkan cita rasa lain seperti toping pandan dan
keju atau sereal demi mengikuti selera pasar, Bassang adalah bassang. Ia bukan
pilihan seperti bubur ayam yang boleh diaduk atau tidak diaduk.
Untuk
mendapatkan rasa manis yang menyeluruh, bassang sebaiknya di sunnah muakkadkan
tuk diaduk sebelum disantap. Harganya pun sangatlah terjangkau. Namun meskipun
masuk dalam kategori kudapan low price, Bassang masih harus berjuang keras
menfamiliarkan diri, membuat varian rasa atau dibuat dlm kemasan sachet misalnya agar lebih memperluas pasar dan naik di rating makanan milenial dalam gawai menu
layanan pesan antar Go-food.
BASSANG;
MAKANAN PENGGANTI POKOK MASA DEPAN
Sebagai
pekerja yang saban hari bolak balik kota Makassar - Maros selama hampir satu
dasawarsa terakhir, kurang afdol rasanya jika tak ikut bersumbangsih secara
warta, memperkenalkan makanan traditional, kudapan khas Maros ini. Selayang
pandangnya adalah kabupaten Maros ini adalah sebuah kabupaten disebelah
utaradengan jarak sekitar 30 Km dari titik nol Kota Makassar, ibukota Propinsi
Sulawesi selatan. Tak perlu penjelasan lebih banyak karena mesin pencari akan
memberikan anda informasi sebanyak mungkin mengenai kota maros ini.
Sebagai info
tambahan, sebenarnya masyarakat Kab Maros haruslah berbangga. Kenapa? Karena Kab. Maros yang sebenarnyalah menjadi pintu kawasan gerbang timur Indonesia dalam arti sebenarnya. Perlu diketahui bahwa jika anda bertandang ke Propinsi Sulawesi Selatan dan
Barat, begitu menjejakkan kaki dari tangga pesawat di Bandara Udara
International Sultan Hasanuddin, itu berarti anda telah menjejakkan kaki
terlebih dahulu di kabupaten Maros, baru kemudian menyusul kekota kabupaten
lainnya termasuk ibukota propinsi Sulawesi Selatan -kota Makassar
Tahun lalu,
tepatnya Senin Tanggal 12 November 2018, Bupati Kab. Maros, Bapak HM Hatta
Rahman telah melakukan pengukuhan dan men-proklamirkan kuliner Bassang sebagai
kuliner khas Kab. Maros di Lapangan Pallantikang, belakang kantor bupati Maros.
Bapak bupati di periode kedua kepemimpinannya ini berhasil menambah torehan
catatan prestasi keberhasilan dengan mengukuhkan kuliner bassang adalah khas
makanan kab. Maros.
Pengukuhan
ini juga tuk memperkuat penegasan bahwa hampir sebahagian besar bahan baku
danpenjual bubur Bassang sekarang ini berasal dari daerah Bantim Maros dan
telah resmi dipatenkannya sebagai nama kuliner penganan bubur oleh Dinas
penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PM-PTSP) Maros di bulan November
2018 lalu.
Pengukuhan
kuliner ini dianggap penting, selain untuk mempertegas muasal kudapan, juga
sebagai referensi dan asset daerah yang harus dilestarikan agar dapat menopang
geliat pariwisata menjadi ikon duta promosi yang secara kontiyu akan terus di
genjot secara massif. Kuliner bassang sebagai makanan khas Maros diharapkan
dapat menjadi pendekatan kultural yang efektif. Menanamkan image mendalam ke
masyarakat ‘Ingat Bassang, Ingat Kabupaten Maros’.
Semakin
kedepan, generasi milenial Maros sudah mempunyai tren warna identitas, sebagai
cermin dan alat budaya penyeimbang serbuan berbagai budaya kuliner luar dan
bangga mempromosikannya sebagai tren selfie untuk diunggah kedalam ranah jagad
maya.
Berdasarkan
topografi, budi daya jagung dan diseminasi teknologi, beberapa varietas jagung
berkembang dengan baik hampir di 14 kecamatan di Kab Maros. Kebutuhan
masyarakat akan komoditi jagung sebagai tanaman sepanjang musim dapat terpenuhi
juga karena didukung oleh tenaga ahli jagung potensial dibidangnya.. Jika
berkebetulan berkesempatan melintasi ruas jalan poros maros – pangkep, kita
dapat melihat sendiri hampir di sepanjang jalan disisi timur kilometer 23 poros
kota, berjejer beberapa gedung sub dinas pertanian antara lain Balai penelitian
tanaman Serealia atau Balitjas, dinas pertanian holtikultura serta Dinas
ketahanan Pangan.
Menyandang
predikat kota muasal kuliner Bassang, tak serta merta membuat pelaku ekonomi
kecil langsung melirik kuliner bassang tumbuh bak jamur dimusim hujan. Penjual
Bassang masih terhitung jari. Untuk sementara penjual bubur Bassang biasanya
dapat ditemui di area belakang museum depan Polres Maros. Ada juga yang
menggelar dagangan bassangnya di pasar Tramo berlokasi di belakang PTB (pantai
tak berombak) dan di dekat kantor Dispenda Maros.
Peluang
bisnis terbuka. Berandai andai, kedepannya diperlukan sebuah aplikasi
e-commerce baru yang bisa menjembatani petani jagung dan pembuat jasa serta
pembeli. Menjadikan kuliner bassang sebagai raja diantara jejeran menu modern
molecular gastronomy para foodies masa kini dalam smart phone mereka, dan
menjadikan kuliner bassang menjadi booming diseluruh Indonesia, dengan tingkat
pesanan, mengalahkan budged data R&D 2013, anggaran minim 2016 yang hanya US$ 2 Milliar serta laba
keempat unicorn lainnya yang telah ada.
15 komentar:
Saya suka Bassang 😁 di tempat lain jagung selain jadi popcorn paling jadi sayur, tapi di Sulawesi jadi bubur yang enak 👍👍👍
Pesan bassang ta 1 mangkok pak, pake susu kental manis yang banyak XD
Menarik sekali isu revolusi industri 4.0 ini. Mau tidak mau kita harus siap dengan perangkat ini. Itu juga yang kemudian menjadi tantangan baru dalam sektor pertanian.
Sempat bingung juga dengan pembahasan pada paragraf awal. Jadi bingung, apa hubungannya unicorn dengan bassang eh ternyata emang ada hubungannya ya kalau dikaitkan seperti itu😅
Kalau lewat Maros pasti mata saya selalu tertuju pada hamparan luas pertanian itu. Tak heran kalau Bassang dijadikan kuliner khas Maros. Saya juga suka dengan bubur yang satu ini. Cuma memang jarang saya temukan penjual bubur Bassang.
unicorn ini ada hubungannya dengan uni soviet dan uni-uni di Padang om? mohon pencerahannya.
Beberapa kali say membaca judul dan openingnya. Kok bisa ya unicorn berlabuh menjadi Bassang. Tapi di rumah saya sering loh sarapannya adalah Bassang.
Aaah, saya suka bassang. Katanya sekarang ada yang menjualnya dengan campuran kental manis, ya Daeng?
Oya, jagung pulut kapang kita' maksud, bukan jagung pulun?
Bassang ini juga salah satu makanan wajib yg harus saya cicipi setiap mudik. Susah sekali carinya dan mesti pagi2. Kalo di mall rasanya sdh beda. Nda orisinil. Apalagi versi sachetnya, ampun...
Saya kira jagung bassang cuma ada di Takalar, ternyata ada di Maros juga ya
Bassang memang enak, untungnya ada yang jualan setiap pagi di kompleks rumah, jadi tidak sampai pengen sekali :D
Baru tahu kalau bassang sudah diakui Maros sebagai kuliner khas mereka. Padahal setahuku bassang ini universal, bukan hanya dari Maros karena juga bisa ditemukan di tempat lain di Indonesia.
Menarik mencari kajian akademisnya sampai bassang bisa diakui Maros sebagai kuliner khasnya.
Usulkan ke penjual bassang supaya memasukkan jualannya ke go food, dengan begitu pembeli akan sangat mudah mendapatkannya.
Bassang salah satu makanan yang saya rindukan tetapi jika ingat kandungan karbonya, saya mundur secara teratur.
Usulkan ke penjual bassang supaya memasukkan jualannya ke go food, dengan begitu pembeli akan sangat mudah mendapatkannya.
Bassang salah satu makanan yang saya rindukan tetapi jika ingat kandungan karbonya, saya mundur secara teratur.
Indonesia sementara menuju 4.0 dan masih banyak yang memperdebatkan apakah itu Peluang atau ancaman (?)
Jepang saja udah 5.0 hmmmmm
Btw, 3 tahunma di Makassar belum pernah makan bassang :")
Kritis sekali daeng�� mulai dari unicorn hingga bassang jadi hal yang ingin daeng ketahui�� Mantap, saya juga suka bingung dengan istilah unicorn didebat kemaren ini.
Bicara soal bassang, saya teringat oleh almarhum bapak yang hobi sekali makan bassang. Tiap pagi pasti saya disuruh menunggu depan pagar untuk menahan penjual bassang bersepeda. Bassang adalah salah satu kuliner yang tak lekang oleh zaman.
Posting Komentar