Minggu, 13 Juli 2008

Bapak Kost dan Avanza Nya Yang Bersahaja

Pagi masih terasa Dingin. Tiba tiba2 saya tersontak kaget begitu melihat jam di kamar sudah menunjukkan pukul 07.12 Wita waktu Rumah Kost. “Wah, sudah hampir jam 8”. Gumam saya.

Seraya terburu-buru mengambil handuk di jemuran, saya bergegas ke kamar mandi di letaknya berada di pojok timur atas rumah panggung ini. Tapi akhirnya saya jadi kecewa setelah melongok isi bak mandi yang kosong melompong. Rupanya tadi malam, air tidak mengalir naik ke lantai 2 rumah kost saya. Melihat kondisi tersebut, akhirnya saya pun bergegas turun ke lantai 1 untuk mandi. Lagi lagi saya bernasib apes, ternyata teman saya sudah terlebih dahulu “menghuni” kamar mandi tersebut sambil berteriak dengan suara yang tidak jelas..” sbentar ces, sbentar lagi,” saya lagi sikat gigi”! Huhh ..

Jarak Rumah Kost dan Kantor tidak terlalu jauh. Hanya butuh waktu sekitar 20 menit dengan berjalan kaki, Jika hari hujan atau saya terlambat bangun, kadang kadang naik becak atau numpang di motor teman Indekost yang juga sekantor dengan saya.

Sebenarnya rumah kost ini cukup luas. Rumahnya berlantai dua semi Permanen. Konsep Rumah ala Traditional Modern. Tersedia 4 kamar dilantai satu dan 3 kamar dilantai dua. Ada 3 kamar mandi di lantai bawah dan 1 di atas. Tapi hanya dua yang berfungsi dengan baik, Dengan kondisi seperti itu, otomatis jika pagi tiba, kami berlomba lomba bangun untuk bisa duluan“menguasai” kamar mandi. Aktifitas pagi biasanya lebih ramai di banding waktu sore atau malam tiba dimana semua penghuni kost langsung terkapar kelelahan di kamar masing-masing,

Oh ya, kembali dulu ke masalah mandi tadi. Nah, Setelah sempat kelimpungan karena belum juga mandi, akhirnya saya memutuskan untuk numpang minjam kamar dirumah Induk kost yang letaknya berada persis di depan rumah kost kami.

“Assalamu alaikum, ibu Haji, ibu Haji…!
“Kenapa syamsu? Ternyata Pak Kost yang menyahut keluar dari balik pintu
“ Ooh, bapak, kapan datang pak! maaf pak, pagi pagi menganggu Bisa numpang mandi sebentar disini ndak?
“ bisa, ah, kamu kayak orang lain saja.. Saya memang baru tiba tadi malam. Knapa kamar mandi atas, Airnya tidak mengalir lagi yach?
“ Iye ni pak Kost, padahal kran ledengnya sudah di buka semalam.
“ Nanti siang saya Liat.. Syamsu masuk saja langsung kedalam….

(Rumah Induk Kost)

Perasaan segar menyeruak sehabis mandi. Setelah berpakaian dan bersiap untuk kekantor. Lagi-lagi Zaenal berteriak dari dalam kamarnya menyuruh ku untuk menunggunya sebentar untuk sama-sama berangkat kekantor. Akhirnya Saya memutuskan untuk keluar sejenak di halaman rumah kost untuk melihat suasana pagi.

Takkala membuka Pagar rumah kost, saya baru menyadari ternyata Mobil Avanza baru bapak kost terparkir disitu. Mobil itu baru sekitar 3 minggu di beli bpk Kost kami. Sebagai seorang pedagang di Pasar, mobilitas Bapak kost cukup tinggi. Hampir Setiap minggu, beliau bolak balik dari Kab.Sinjai ke Kota Makassar yang jaraknya kurang lebih 210 KM.. Mobil Toyota yang lama tampak terparkir di samping rumah Induk depan rumah Kost. Asyik tertegun, Tiba-tiba, Zainal mengagetkan ku seraya memutar kunci motornya siap berangkat kekantor.

Hari ini aktifitas kantor lebih sibuk dan padat dari biasanya. Maklum, awal bulan adalah musim penerimaan gaji pegawai daerah. Awal bulan, para PNS di daerah tempat ku bekerja di Kab Sinjai datang untuk menerima gaji bulanan. Akhirnya pekerjaan kami rampung sekitar pukul 15.35.Wita. Saya dan Zaenal segera bergegas pulang.

(Santai Sejenak)
Matahari mulai terbenam di cakrawala. Sore yang Indah. Sambil menunggu Azan Magrib tiba, saya, Zainal dan Mustakim duduk santai bercengkrama di beranda seperti biasanya. Rencananya setelah lepas magrib, kami berniat mencari makan di warung pinggir jalan dekat pasar Sinjai. Tampak Terlihat Bapak Kost disamping rumah kost kami sibuk melap –lap mobilnya.

Melihat Bapak Kost yang sibuk “mendandani” mobilnya dengan Kain Lap akhirnya perhatian kami pun tertuju padanya

“Mobilnya sudah bersih pak Haji!. Canda Zainal.

“Ah, tidak pak Enal. Cuma Lap – lap biasa saja. Tadi habis jalan jauh, Sepertinya agak kotor. Maklum, Mobil Bekas ji. Harus lebih rajin lagi membersihkan. Kebetulan harganya yg ditawarkan teman cocok dan saya ada sedikit rezeki..

(Mobil Avanza bapak Kost)

Kami pun beranjak dari kursi dan keluar dari rumah menuju samping rumah


“ Jadi mobil yang di depan itu bagaimana mi pak? Celutuk Mustakim
“ Rencananya saya akan pakai untuk operasional di pasar saja deh.. ujar bapak kost dengan dialek bugisnya yang kental.

Bapak kost tampak malu malu menjawab serbuan pertanyaan sambil terus melap-lap kaca mobil Avanza “baru” nya.

“ Orangnya lepas berapa ini mobil Pak Haji? Tanya saya

“Belinya di Makassar ya Pak? Takim Menimpali
“Bpk periksa ji kondisinya? Bagus tawwa interior dalamnya! Ini sudah termasuk harga ya? Atau pak haji baru pasang mungkin? Enal tak mau kalah.

(Sound System & Speaker Kesayangan Beliau)

“Mobil Avanza ini saya beli dari teman ji juga yang tinggal dekat pasar Sinjai. Kebetulan dia sudah pasangi aksesori TV dan Speaker. Yang kemarin itu saya ke Makassar untuk ngecek Plat mobil di Makassar. Sudah lama memang saya ingin membeli avanza ini. Tapi belum ada waktu liat liat mobil di Makassar Katanya Bulan ini mau ada Pameran Mobil Toyota di Mall Ratu Indah. Saya suka merk Toyota karena Merk Lama. Apalagi sekarang sudah berteknologi V.VTi. selain itu kata teman saya, mobil Toyota itu purna jualnya tinggi dibanding merk lain.

(Mobil Avanza Berteknologi V-VTi)

“Brapa cc ini Pak”? Celutuk Enal

“Mobil ini berkapasitas 1.500cc. Saya merasa untuk cc seperti itu untuk akselerasi dalam dan luar kota terutama di daerah ini sangat mantap. Selain itu bahan bakarnya juga bebas timbal, Jadi Ramah lingkungan. Tidak Boros. Bensin di sesuai dengan pemakaian mesin. Kemarin mobil ini saya isi full, sampe sekarang garis Bensin di speedometernya nyaris tidak bergerak lho.. Sangat Irit. Padahal saya tadi sudah pakai sehari penuh”. Terang Bapak Kost sedikit berpromosi.

“Luas ya pak. Bisa muat banyak penumpang. Eh pak, kalo saya sih tidak terlalu ngerti sih pak dengan Mesin-mesin Mobil, hampir mirip dengan mobil Takim yang dimakassar. Takim yang agak tau itu kalo masalah mobil.”. Komentar Enal. seraya memutar mutar CD dan cassette Player

“Wah, Suaranya mantap yach pak. Speakernya jernih. Enal mengeraskan suara tape. mengalunlah lagu “Laksmana Radja Di laut nya Iyet Bustami dari salah satu station radio daerah.

“Mobil Toyota Pak Haji bagus. Menurut yang pernah saya baca, Pada dasarnya Merk Toyota itu mewakili teknologi terbaik lah. Warna hitam mobil bapak kost ini elegant. Bisa disesuaikan dengan segala suasana. Dulu bapak saya juga pernah punya Mobil dinas Toyota Hartop yang sering dipake ke daerah-daerah. Tidak rewel dan Modelnya Sporty”. Keren”. ujar Takim sedikit bangga.

Mobil Avanza ini katanya paling digemari masyarakat. Selain harganya yang terjangkau juga sangat simple di gunakan. Ini adalah mobil “Sejuta Ummat” Hampir disepanjang jalan tadi, saya bertemu dengan “saudara-saudara” saya hahaha.,” Kelakar Bapak Kost.

Wah, Asyik ya. Sekarang bapak ada mobil baru. Bapak, Tes drive dong pak. Biar Takim yang Bawa mobilnya, Kita juga mo rasakan naik mobil baru nih. Mutar-mutar kemana kek pak, Skalian singgah diwarung juga boleh hik hik….

Bapak kost Cuma tertawa. “Bisa, coba saja kalo mau. Kita putar-putar disekitar rumah saja” Ajak Bpk Kost

“Zul saja yang nyetir pak!. Anak bapak kan sudah sering nyetir mobil. Kami ikut saja” Jawab saya.

“ Baiklah, Zul.. Zul.. Kesini sebentar! Panggil Bapak Kost kepada Zul, anaknya yang lagi terlihat santai di atas motornya.

Akhirnya jadilah kami bertiga beserta bapak kost dan anaknya jalan jalan sore naik mobil baru Avanza.

Sepanjang perjalanan, tak henti-hentinya kami mengomentari berbagai hal. Mulai dari Isyu terhangat Politik daerah sampai akhirnya sampai ke mobil avanza yang kami tumpangi.

Bapak kost bercerita, sound system mobilnya seharga 15 juta. Dia beli di salah satu toko aksesori mobil di kota makassar. Menurut saya agak mahal sih. Mungkin harga tersebut sudah cukup terjangkau bagi bapak kost yang berprofesi sebagai pedagang di pasar.
(On The Way)


Beliau juga menyarankan untuk membeli suatu kendaraan, factor terpenting yang harus di ingat adalah jangan membeli mobil secara emosional, artinya hanya melihat tampilan luar dan harganya yang murah, tetapi belilah mobil secara rasional artinya memperhatikan factor terpenting yaitu mesin yang baik, kualitas yang sudah teruji dan merk yang sudah merupakan jaminan dunia.

( Sejauh Mata Memandang )

(Window Seat)

Sejenak kami berputar-putar mengitari jalan-jalan utama kota Sinjai hingga akhirnya memutuskan untuk melintasi daerah dataran tinggin gojeng-Sinjai. Dengan menempuh perjalanan sekitar 15 Menit dari Pusat Kota, akhirnya tibalah kami di kawasan bukit Gojeng. Daerah ini merupakan salah satu objek wisata di Kab. Sinjai dimana dari daerah ketinggian Gojeng, Kita dapat melihat eksotisme gugusan pulau sembilan dan hamparan sebahagian kota sinjai dari atas.




(Exotisme Alam Bukit Gojeng nan Permai)








(Taman Purbakala
Batu Pake Gojeng - Kab. Sinjai
Sulawesi - Selatan
Indonesia )




Ternyata Avanza cukup tangguh untuk diajak di jalan pebukitan. Tidak lupa juga, bapak kost membawa kami mengitari daerah sinjai kota bagian timur dimana menurut beliau, nantinya pembangunan kota akan mengarah ketimur. Pembangunan ini sudah mulai dijalankan dengan mulai dibangunnya beberapa bangunan yang nantinya akan di gunakan sebagai sentra utama kegiatan perekonomian dan pemerintahan kabupaten Sinjai.

(Bapak Kost berlatar pembangunan Kota)

Setelah puas melihat-lihat, Kami memutuskan untuk pulang mengingat waktu magrib sudah tiba. Dalam Perjalanan Pulang, Bapak kost tak lupa mengajakkami untuk ikutmakan malam di Tempat Pelelangan Ikan Lappa-Sinjai, Salah satu dermaga kecil dekat kota tempat dimana kita bisa memilih ikan sesuai selera untuk disantap bersama.

Tentu saja ajakan ini disambut antusias oleh kami. Maklum Anak Kost. Jarang-jarang ada ajakan makan. Gratisan lagi hehe…. Dan akhirnya kami sepakat untuk berkumpul di rumah bapak kost sekitar pukul 20.00 Wita.

Gelap turun menyelimuti Kota Sinjai. Sepertinya malam ini cuaca di kota Sinjai kurang bersahabat. Gerimis kecil sempat memberi kecemasan dihati kami jikalau acara ini akhirnya dibatalkan, Tapi kecemasan kami akhirnya tidak berlangsung lama begitu bapak kost kami menyuruh agar kami segera bersiap siap.

Akhirnya kami sudah berkumpul dirumah bapak kost.. Sesuai rencana di sore hari tadi, malam ini bapak kost akan mengajak kami bertiga untuk menikmati suasana malam di TPI Lappa, Tempat pelelangan ikan Lappa ini cukup ramai diwaktu malam. Sambil menunggu Ibu kost berdandan, Enal bergegas kembali mengambil jaket nya yang tertinggal di kamar kost

Akhirnya jadilah kami berenam berangkat menuju TPI Lappa. Dari rumah kami, kira-kira butuh waktu sekitar 20 menit untuk sampai disana. Sepanjang perjalanan, lagi-lagi Pak Kost dengan bangga mengomentari mobil barunya. Menurut beliau, mobil Avanza memang paling cocok untuk mobil keluarga. Selain kapasitasnya penumpangya yang banyak, mobil ini juga sangat mudah perawatannya. Suku cadang mudah didapatkan dan service center nya hampir di setiap kabupaten. Beliau menambahkan, Seandainya dia tidak menaruh sound speakernya di Jok Belakang, tentu daya muat penumpangnya akan lebih banyak lagi. Tidak terasa akhirnya sampailah kami di Tempat pelelangan ikan Lappa – Sinjai.

Tiba di TPI Lappa, tanpa basa-basi, kami akhirnya menyerbu para penjual ikan yang menjajakan ikan di sepanjang bibir tempat pelelangan. Sesekali juga tampak terlihat beberapa perahu yang baru bersandar di dermaga, Setelah hampir seharian melaut dengan membawa hasil tangkapan ikannya


Tampak juga sepasang turis bersama dua orang staf pemerintah setempat datang melihat-lihat suasana. Melihat Plat merah yang digunakan pengemudi, saya berpikir, mungkin turis ini adalah tamu yang di antar untuk melihat lihat suasana malam kota sinjai. Kesempatan ini tidak saya sia-siakan untuk sekedar berfoto bersama bule yang menurut pengakuan bapak yang mengantar bule tersebut, pasangan suami istri ini berasal dari negara swedia yang sementara berlibur di Indonesia dan singgah di kabupaten Sinjai. Akhirnya.. Satu.. dua.. tiga.. Klik!!

(Berpose sejenak dengan Bule)

Rupanya cukup sulit juga menentukan pilihan. Masing-masing pedagang berusaha menawarkan dagangan ikannya kepada kami. Cukup banyak juga orang yang berseliweran. Kebanyakan merupakan pedagang kecil yang memborong ikan untuk di jual kembali. Setelah cukup lama berkeliling keliling, akhirnya kami membeli beberapa ekor ikan dan cumi untuk santap makan malam kami.

(Menawar harga)



(menentukan Target)

Malam itu akhirnya menjadi saksi “keberingasan kami” manghabiskan isi meja untuk mengobati perut keroncongan akibat udara yang dingin. Jejeran warung-warung kecil tempat mengolah ikan tampak berjejer rapi sepanjang TPI. Hanya tersisa tulang Ikan dan cumi-cumi serta minuman khas sinjai (Minas) yang berserakan diatas meja. Malam itu, Semuanya tampak lahap menyantap sajian yang tersedia.

(Pemiik Warung "In Action")

( Perjuangan belum berakhir )

(Keluarga "Barbarian")

Di acara kecil kecilan itu, Bapak Kost kami memimpin doa. Beliau mengajak kami untuk selalu kompak dan tidak lupa mengucap syukur kepada yang di ATAS. Beliau juga meminta kami untuk selalu bersabar dan berdoa semoga semua selalu diberi kesehatan dan keluasan rezeki agar hari-hari esok lebih baik lagi dari hari sekarang. Amin.

2 komentar:

Yudistira mengatakan...

he..he...seru juga, kapan aku di ajak makan di TPI nih, pengen jalan2 ke sinjai :D juga

Anonim mengatakan...

weee enak na kau itu ikan bakar na e :D
tidak sama ibu kost ku saya sekke ki :(