Selasa, 15 Desember 2009

Kala 'Semut" Menggoda


Sempat tak mengindahkan dan optimis akan sembuh dengan sendirinya, akhirnya kondisi badanku mengalami drop. Fiuhh, aku kembali lalai dalam menjaga pola makan, tanpa di barengi olahraga dan istirahat yang teratur untuk menjaga kebugaran. Bisa jadi ini juga adalah kebiasaan menyantap gorengan seafood dan junkfood secara berlebih dalam tempo yang sesingkat singkatnya secara kontinyu tanpa mengimbanginya dengan mengkomsumsi sayur dan buah. Akhirnya berdampak pada rasa nyeri dan kesemutan utamanya pada kaki dan punggung disertai keringat yang berlebih.. Dari hasil diagnosa sementara dokter setempat dan search / mencari tambahan informasi lewat bantuan “Om Google”, untuk sementara ini dapat disimpulkan adalah gejala awal Asam Urat atau Rematik tengah mengintai diriku…Damn!!

Oughhh !! Sangatlah tak nyaman beraktifitas dengan kondisi seperti ini. Merasa belum puas atas obat obatan yang diberi, akhirnya saya mencoba mencari pengobatan alternative. Bukannya tak percaya pada ahli medis. Selain murah, tentunya pengobatan alternative kadangkala terbukti mumpuni. Akhirnya berbekal informasi dan saran dari Ibu Kost, saya pun di anjurkan untuk melakukan bekam. Katanya orang itu cukup ahli jugalah dalam hal bekam membekam. Hanya mengiyakan sayapun mengiyakan saja meskipun sebenarnya secara sekilas saya juga sering mendengar istilah bekam tersebut namun apa dan bagaimana teknisnya saya hanya sendiri belum terlalu jelas.

Tertarik dengan metode tersebut, maka sampailah saya di rumah salah satu Uztad yg dimaksud. Rupanya ia juga bukan penduduk asli kota ini. Ilmunya ia dapatkan dari seorang teman sekolahnya sesama pemondokan di pesantren dulu. Beliau mengatakan sebenarnya metode Bekam bukan hal yang baru lagi dalam dunia pengobatan. Bekam kata beliau adalah pengobatan alternative turun temurun berlangsung lama yang awalnya tuh berasal dari Timur tengah. Beliau juga menambahkan, bekam juga salah satu cara pengobatan yang dianjuran oleh Nabi.

Bekam sendiri merupakan terjemahan dari kata Makan Al Hijamah yang dalam bahasa Arab merupakan asal kata dari “Al Hajmu” yaitu Membekam dimana peristiwa penghisapan darah dengan alat menyerupai tabung, mengeluarkan darah dari permukaan kulit dengan teknik vakumisasi atau penghisapan setelah melakukan penyayatan pada kulit luar . Nah, bekam ini dapat menghilangkan perlengketan atau adhesi jaringan ikat dan akan mengalirkan darah bersih kepermukaan kulit dan jaringan otot yang mengalam stagnasi serta merangsang system syaraf perifer sehingga mampu memulihkan reaksi pengobatan mejadi lebih cepat. (Sumber : HFM).

Sejenak berbasa basi, Singkat cerita saya pun menceritakan keluhan ke pak Uztad Beliau pun menawarkan saya untuk mencoba terapi bekam. Masih berbekal keraguan, saya pun sempat bertanya apa efek samping dan kemungkinan terburuk dari bekam ini. saya ragu mendengar kata “ disayat”, apa ngga sakit tuh? Pasti berdarah dan perih jika kulitnya terpercik air saat mandi. Belum lagi membayangkan benda asing semacam jarum yang masuk ke tubuh, malpraktek dan berbagai kekhawatiran lainnya,
Alhamdulillah, akhirnya saya cukup tenang dan bisa di yakinkan setelah beliau mengatakan bahwa sampai saat ini dia belum pernah mendapat keluhan dari pasien yg telah ia bekam. Pun, jika akhirnya jika ada yang bermasalah, tentunya akan di kembalikan lagi kepada yang diatas dan ahli terkait untuk ditangani lebih lanjut. Belia menjelaskan bahwa fungsi utama dari bekam ini adalah untuk mengeluarkan drainase cairan tubuh berlebih yaitu darah kotor yang dapat merangsang memperlancar kembali peredaran darah, dengan bantuan jarum dan tabung penghisap yg juga berfungsi sebagai cawan darah kotor.


Berselang kemudian, akhirnya saya sudah bertelanjang dada dan duduk bersila membelakangi sang Uztad. Beliau mencoba menempel satu alat tabung di perut ku. Cukup geli juga merasakan kulit tertarik keluar membentuk tabung. Setelah berselang beberapa menit, akhirnya tabung di lepas. Tampak bekas bundaran merah terukir di perut. Setelah itu beliau kemudian menembakkan alat jarum dengan cara menekan tabung jarum dengan cepat beberapa kali. Ternyata tak sakit. Rasanya kulit hanya seperti di semprot minyak wangi.

Tak sampai disitu, akhirnya pak Uztad memasang kembali tabung penghisap ke bekas bundaran semula dan menarik ujungnya agar menghisap pori pori kulit yang sudah terluka tadi. Darah merah kehitam hitaman tampak merembes keluar dari bekas tembakan tadi. Tak terasa satu dua bekam di perut akhirnya berlanjut ke punggung belakang. Setelah merasa cukup, kulit bekam tadi kemudian di semprot alcohol dan di lap dengan kasa pembersih untuk mencegah infeksi..

Dua hari pasca bekam, perubahan signifikan sangat terasa. Tengkuk terasa segar dan nyut nyutan mulai hilang. Semoga ini hanyalah gejala sesaat, dan Inilah hasil akhirnya.. Melihat cermin belakang, saya cukup bergidik juga melihat tato tato yang telah bertengger manis di sekujur punggung. Wkkkk  karena berharap kesembuhan, walhasil inilah akibat yang harus ditanggung dari hasil bekam tersebut. Ucapan Pak Uztad benar juga, dua tiga hari bekas lingkaran itu mulai menghilang dengan sendirinya dan saya kembali beraktifitas seperti biasanya.

Cerita terkait:
Apa dan bagaimana bekam

Tidak ada komentar: