Selasa, 13 Januari 2009

Jadi Inget Taon Lalu



Akhirnya ada waktu juga untuk sekedar ber-Rehat. "Kembali Ke Laptop" kata Mas Tukul. Setelah berkutat dengan pekerjaan akhir tahun sampai sampai harus rela “mengorbankan” malam Tahun Baru 2009 dengan lembur holiday di kantor, akhirnya “dahaga virtual” yang terpendam untuk berbagi cerita dapat tersalurkan juga di Postingan Pertama Tahun Baru - 2009 ini.

Fiuhh, Tak terasa taon baru lagi. Tahun 2009 menurut penanggalan Cina adalah Tahun Kerbau Tanah. Tahun keberuntungan bagi anda yang bershio sesuai tahun itu. Semoga saja rencana rencana kemaren sudah terealisasi dengan baik. Masih suasana Euphoria tahun baruan, dan seiring pusaran waktu yang berputar, tak terasa pula sudah setahun saya menetap di Kab. Sinjai Ini.

Tanpa disengaja, akhir-akhir ini saya sering bercerita mengenai kota Sinjai. Namanya juga Pendatang, sepertinya ini merupakan bahagian dari kisah perjalanan hidup ke fase selanjutnya. Terus terang juga tidak pernah terlintas di benak akan menetap di kota ini. Entah sampai batas waktu yang be saya ketahui. Tapi yang pasti, tentunya ini merupakan titik untuk ke babak epilog hidup berikutnya.

Kab. Sinjai adalah salah satu dari 23 kab di Propinsi Sulawesi Selatan- Kawasan Timur Indonesia. (Data 2004). Jaraknya +/- 220 KM dari ibukota Propinsi – Makasar. Lumayan jauh juga lah kalau jalan kaki hehe. Dengan menumpang mobil umum, rata rata butuh waktu sekitar 5 jam lah untuk sampai kesana.

Ada beberapa rute umum yang bisa kita lalui untuk sampai kesana. Dari Kota Makasar, kita bisa lewat jalur selatan dengan melewati beberapa kabupaten yaitu Kab.Gowa, Takalar, Bantaeng, Bulukumba dan Sinjai. Bisa juga lewat Jalur Utara dengan rute Mks-Maros-Bone dan Sinjai. Untuk jalur ini jarak tempuhnya sedikit lebih pendek. Cuman jalannya sedikit berkelok dan naik turun karena melintasi hutan konservasi camba – Maros dan Wisata alam Bantimurung. Buat yang suka dengan jalur alternative yang lebih cepat bisa Mengarah ke Timur: Makasar-Malino-Sinjai Barat. Yg suka dengan jalur ekstrim biasanya lebih suka dengan jalur yang terakhir ini. Pemandangan alam Kawasan wisata Malino menawarkan sejuta pesona. Kita bisa menikmati pemandangan hutan pinus dan kebun Teh Milik Nittoh Company yang berada di kaki gunung bawakarang. Cuman yach itu tadi. Kadangkala di musim hujan, jalur ini kurang diminati karena kekhawatiran tanah longsor dan jalan yang curam dan masih taraf pengembangan.

Kota Sinjai. Dengan Mengusung motto kota "SINJAI BERSATU" (Bersih, Elok, Rapi, Sehat, Aman, Tekun dan Unggul), salah satu hal inilah yang kembali menguatkan tekad saya bahwa semuanya akan lancar lancar saja disana. Terus terang sejak mendapat SK penempatan kerja , Inilah kali pertama juga saya menjejakkan kaki di daerah Sinjai. Kali pertama juga merasakan Indekost dan jauh dari keluarga… Haha :) sebuah ketakutan yang mungkin cukup beralasan. Tapi begitu pertama kali menginjakkan kaki dikota ini, Kesan pertama ternyata cukup menggoda. Semuanya berbalik 180 Derajat. Suasananya begitu menyenangkan. Mengingat tidak ada keluarga di kota ini, Pak supir yang membawa saya dengan senang hati malah membantu mengantarkan saya ke sebuah wisma untuk menginap sementara.

Keesokan paginya, barulah saya hunting rumah Indekosan di sekitar wisma. Oleh ibu wismanya, saya mendapat rekomendasi beberapa tempat yg dianggap representative dan layak huni. Berhubung waktu mepet karena besok sudah harus melapor ke kantor, akhirnya saya memutuskan untuk memilih sebuah indekost yg dekat dari kantor saja. Kebetulan jaraknya juga tidak terlalu jauh juga dari wisma yang saya tinggali. Lumayan lah bisa saving untuk uang transport dan living cost haha…

Setahun tinggal di kota ini banyak pengalaman yang manis dan mungkin pahit. Tapi pada dasarnya sampai saat ini, Kota Sinjai masih cukup menyenangkanlah.. Semuanya ada disini lho. Untuk melepas penat kita tinggal milih saja. Ada lembah, gunung, hutan dan laut. Penduduknya juga ramah ramah. Sangat jarang terjadi keributan dan tindak kriminal lainnya.

Namanya juga kota kabupaten, pasti ada plus minusnya. Tergantung dari kitanya saja. Enaknya tinggal di kota kecil yach seperti ini. Suasana selalu tenang dan segar. Tidak seperti di kota Makasar yang seperti tak ada matinya. Hal yang sedikit membedakan adalah kota ini tidak lebih ramai dibanding kota kabupaten sebelumnya dimana mereka merupakan jalur lintasan. Terkadang keheningan mulai merayap. Jika sudah larut, hanya terdengar deru satu dua saja mobil saja yang melintasi jalan. Mungkin karena letak Kota Sinjai yang merupakan tujuan terakhir perjalanan.

3 komentar:

Anonim mengatakan...

cocok ki' nanti jadi kepala bidang kebudayaan dan pariwisata kab. sinjai.
:P

Anonim mengatakan...

Cerita menarik daeng
Membaca postingan ini mmbuat saya pengen mengunjungi sinjai juga
Kan dekatji to dari mks dan kampungku, wajo

Good writing daeng
Terpikirkah utk menyumbangkan postingan ini ke panyingkul, tentu saaja dgn tambahan detail info

Anonim mengatakan...

Terima kasih daeng.. wah sebenarnya saya ada siapkan tulisan juga tuk panyingkul, tinggal tunggu foto2 nya tapi mungkin temanya lebih ke arah tulisan sebelumnya.. okkotz

Sengkang -Wajo, wahh songkok pamiringnya terkenal paling bagus kualitasnya... iyee kapan kapan klo kesini hub ma.. insya allah dengan seada dan ala kadarnya saya siap jamuki.. (asal bukan sabtu minggu hehe)