Beberapa tahun terakhir, saya tidak pernah lagi berkesempatan untuk sholat jumatan di mesjid Al-Markaz-Makasar. Yach, domisilinya sudah dikabupaten soalnya sehingga kurang memungkinkan untuk sering ke sana lagi seperti dulu. Alhamdulillah, kemaren kesempatan itu ada. saya pun tidak menyia nyiakannya. Dengan segera mencoba bernapak tilas kembali akan beberapa kenangan beberapa tahun lalu disana, dan membaurkan diri dalam suasana keramaian sholat jumat di mesjid kebanggaan kota Makasar.
Sejatinya, sholat jumatan di Al-Markaz sebagai salah satu ikon kota Makassar banyak menorehkan kenangan bagi siapa saja yang pernah berkunjung kesana. Dahulu, Di masa masa awal setelah peresmian mesjid Al-Markaz. biasanya saya bersama beberapa teman sengaja menyempatkan diri untuk sholat disana dan menikmati suasana jumatan khas ala Al-Markaz. Banyak kegiatan jumat disana sampai pada riuh rendahnya pedagang kaki lima di sepanjang trotoar jalan (waktu itu). Hingga pada akhirnya saya menemukan sebuah leaflet artikel diperpustakaan mesjid. Isinya cukup menarik. Menerangkan tentang riwayat singkat mengenai asal muasal pembangunan Mesjid Al-Markaz ini. Mengingat keberadaan dan informasi Referensi mengenai mesjid ini masih kurang dan masih dalam hal literature tertulis, akhirnya saya berinisiatif untuk meng (copy paste) saja garis besar brosur ini, memindahkan tulisan hasil selebaran mesjid menuju ke ranah maya. Fiuhh.. Semoga Bermanfaat !!
Sekilas Sejarah
Ide awal muncul di tahun 1989 dimana waktu itu Almarhum Jenderal M. Jusuf sebagai Amirul Hajj menyampaikan gagasan untuk mendirikan mesjid yang monumental di Ujung Pandang (Kini Makasar) kepada sejumlah tokoh yang menunaikan ibadah haji, diantaranya Munawir Sjadzali, Edi Sudradjat, M. Jusuf Kalla dan beberapa lagi yang lain; dan mendapat sambutan spontan.
Pada Bulan Ramadhan 1414H (3 Maret 1994), Jenderal (Purnawirawan) M. Jusuf mengundang beberapa menteri dan sejumlah pengusaha. Beliau lalu mengemukakan gagasan membangun pusat pengembangan peradaban Islam yang berintikan sebuah masjid, dan ditempatkan di Makassar. Bukan semata mata karena beliau berasal dari Sulawesi Selatan tetapi karena kota itu merupakan titik sentral kawasan timur Indonesia, dan masyarakatnya agamis, terlihat misalnya presentasi jemah haji cukup besar.
Dana yang terkumpul secara spontan saat pertemuan tersebut, tidak saja berasal dari pejabat dan pengusaha muslim. Tapi juga dari pengusaha non muslim seperti Prayogo Pangestu, James T Riyadi atau Harry Darmawan. Jumlahnya cukup besar untuk pembangunan sebuah mesjid dan perlengkapannya sebagai idaman pencetusnya.
Gagasan tersebut kemudian direalisasikan. Langkah pertama adalah dikonsultasikannya kepada Gubernur Sulawesi Selatan waktu itu, Prof. Dr. A. Amiruddin sebagai Gubernur. Gubernur pun dengan cepat menanggapi gagasan mulia itu karena sudah lama Majelis Ulama Sulawesi Selatan mengusulkan perlunya pemugaran Mesjid Raya yang dibangun tahun 1955. Beliau segera melakukan langkah langkah kearah terwujudnya gagasan tersebut. Kemudian Zainal Basri Palaguna yang menggantikan Prof Dr.A. Amiruddin sebagai Gubernur Sulsel, juga tetap mendukung pendahuluya untuk mewujudkan sebuah masjid yang menjadi Pusat Islam di Sulsel.
Tanggal 3 Maret 1994 M atau 20 Ramadhan 1414 H disepakati sebagai hari lahirnya Yayasan Islamic Center (YIC) yang dibuatkan aktanya oleh Notaris Mestariany Habie di Ujung Pandang dengan nomor akta 18 tahun 1994.
Setelah dimanfaatkan selama sepuluh kali bulan Ramadhan, secara alami Mesjid Al-Markaz Al-Islami akhirnya resmi menggunakan nama lengkap : “Masjid Al-Markaz Al-Islami Jenderal M.Jusuf”, sebagai penghargaan kepada Almarhum Jenderal M Jusuf (Wafat 8 Septermber 2004) yang telah menjadi pemrakarsa dan pendiri mesjid serta ketua umum Yayasan Islamic Center (Al-Markaz Al-Islami)
Al-Markaz sendiri diresmikan pemanfaatannya tanggal 21 Sa’ban 1416H atau 12 Januari 1996. Penggunaanya nama itu telah diresmikan oleh M.Jusuf Kalla, selaku wakil Presiden Republik Indonesia sampai sekarang pada hari Jumat, tanggal 9 Syawal 1326 H atau 11 Januari 2005. Saat itu HM.Jusuf Kalla juga menjabat sebagai ketua Yayasan Islamic Center (Al-Markaz Al-Islami).
Asal Muasal Nama Masjid Al Markaz
Nama Jenderal M Jusuf itu sesungguhnya sudah disepakati sejak akhir Desember 1995, dalam rapat pengurus Yayasan Islamic Center di Jakarta untuk diberikan sebagai nama mesjid di Makasar yang akan diresmikan sebelum bulan ramadhan 1416H oleh pemrakarsa dan pendirinya.
Pada awalnya, mesjid berkapasitas 10.000 orang ini mempunyai beberapa versi nama yang menjadi pembicaraan dikalangan pengurus Yayasan dan juga di kalangan public. Dari Pihak keluarga diusulkan hanya menggunakan nama :Muhammad Jusuf seperti tercantum pada akte Yayasan Islamic Center (Akter Notaris no 18 1994) dan surat surat yang ditandatangani dalam kapasitas beliau sebagai ketua Umum Yayasan Islamic Center saja. Namun dari pihak lain, juga muncul versi lain yaitu menggunakan nama Jenderal M Jusuf untuk menjelaskan identitas beliau, sebagai prajurit sejati yang berpangkat jenderal Bintang Empat (satu satunya kelahiran Sulsel di Angkatan Darat).
Dengan identitas itulah nama itu tidak akan dikacaukan dengan orang orang yang mempunyai nama yang sama , terutama dengan nama H.M Jusuf Kalla yang menjadi Ketua Harian yayasan Islamic Center yang juga besar jasanya dalam pembangunan dan pembinaan mesjid ini.
Akhirnya Jusuf Kalla memutuskan bahwa nama yang akan digunakaan adalah nama yang menjelaskan identitas dari tokoh yang dikaguminya itu yaitu Jenderal M Jusuf. Jenderal M Jusuf sendiri belum langsung mau menggunakan nama itu kecuali jika “waktunya sudah tepat”. Akhirnya pernyataan itu pun dipahami oleh semua pihak yang hadir sebagai sikap yang bijak, bahwa beliau tidak menolak penggunaan namanya, namun setelah beliau sudah tiada. Disepakati pula bahwa untuk sementara nama yang akan digunakan bagi mesjid yang akan berdiri dibekas kampus Universitas Hasanuddin itu akan menggunakan nama MASJID AL-MARKAZ AL-ISLAMI (Mesjid pusat Islam atau Mesjid Islamic Center)
Mesjid Al-Markaz dirancang oleh Ir. Ahmad Nu’man sebagai konsultan perencana dan pengawas yang juga sebagai Direktur PT. Birno-Bandung. Berarsitektur dengan berqiblat pada mesji Haram Makka Al Mukarramah dan Mesjid Nabawi Madina Al Munawwarah dengan memasukkan unsure Arsitektur Mesjdi Katangka Gowa dan Rumah Bugis Makassar yaitu tidak memiliki Kubah (Atap bundar) tetapi kuncup segi empat, meniru kuncup mesjid katangka dan rumah bugis. Pembangunan Mesjid diatas lahan kompleks seluas + 10 ha yang terletak dipusat kota, Jala Mesjid Raya No. 57 (Bekas kampus Universitas Hasanuddin) dengan pembangunan rencana awal sebanyk 3 fasilitas yaitu : Mesjid, Auditorium dan kompleks Sekolah
Namun karena keterbatasan lahan, akhirnya diputuskan auditorium itu tidak jadi dibangun. Sebagai gantinya, Lantai 1 Masjid dirubah tata letaknya sehingga berfungsi sebagai Aula. Pemancangan tiang pertama oleh Yogi S Memet (Menteri Dalam Negeri) waktu itu, dan edy Sudrajad yang juga Menteri Pertahanan dan keamanan juga pada waktu itu. Pemancangan dilakukan tanggal 8 Mei 1994 dan dilakukan awal juli 1994 oleh PT. Adhy Karya (Persero). Penentuan arah kiblat dilakukan tanggal 16 Juli 2004 oleh Tim IAIN (Institut Agama Islam Negeri) makasar (Prof. Dr. Syuhudi Ismail dkk) bersama pengurus YIC. Pembangunan Mesjid hanya berlangsung 17 bulan dan menelan biaya Rp. 14 Milyar. Dana itu bersumber dari sumbangan pemerintah dan sumbangan tokoh-tokoh masyarakat. terutama dari kalangan Pengusaha
Khotbah pertama oleh Prof. Dr. H.M.Quraisy Shihab, MA (Waktu itu Rektor IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta) dan ceramah ilmiah perdana Oleh Almarhum Prof.Dr.H. Nurcholish Madjid
Kini Al-Markaz memiliki sebuah perpustakaan yang selalu ramai dikunjungi. Taman Kanak kanak (TK), Taman bacaan Alquran (TPA), Baitul Maal Watanwil (MMT, Lembaga Amil Zakat (LAZ), Kelompok bimbingan ibadah Haji (KBIH), Koperasi, Lembaga penterjemah Alquran, Kursus Bahasa Inggris, Arab, Radio Penerbitan dan kegiatan lainnya.
2 komentar:
wow...aku baru tau sejarah ini...thanks infonya ya :D
daeng aku cuplik sedikit sejarahnya ya untuk blog aku, kumpulan masjid di dunia
www.majestad.wordpress.com
Posting Komentar